"Kami ridho Allah Swt sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu
dan berikanlah aku pengertian yang baik"
mitalom.com. Budidaya Tanaman Pangan – Jagung adalah salah satu
komoditas tanaman pangan unggulan yang banyak diusahakan di lahan kering
pada musim hujan. Budidaya tanaman jagung menyebar diseluruh wilayah
Indonesia. Salah satu karakteristik tanaman jagung adalah mudah tumbuh
pada berbagai jenis tanah dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik
sehingga tanaman berkeping satu ini dapat dibudidayakan di dataran
rendah, menengah hingga dataran tinggi. Namun pada kenyataannya,
produksi jagung nasional sampai saat ini belum memenuhi kebutuhan,
sehingga Indonesia masih mengimpor jagung dalam jumlah besar setiap
tahun.
Kebutuhan jagung nasional setiap tahun yang terus meningkat memberi
peluang bagi petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.
Karena produksi jagung dalam negeri yang belum mencukupi dan kebutuhan
terus meningkat, maka seberapapun jumlah produksi jagung yang dihasilkan
petani tertampung. Untuk meningkatkan produksi jagung nasional dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti menambah areal lahan penanaman,
perbaikan teknologi budidaya serta penggunaan varietas unggul. Teknik
budidaya tanaman jagung dapat dilakukan dengan sistem olah tanah
sempurna (OTS), olah tanah minimum (OTM) dan tanpa olah tanah (TOT).
Pada sistem budidaya jagung tanpa olah tanah (TOT),
pembajakan/penggemburan tanah tidak perlu dilakukan. Pengolahan tanah
pada sistem TOT hanya membuat lubang tanam menggunakan kayu atau
mencangkul hanya untuk lubang tanam. Budidaya jagung sistem TOT dapat
dilakukan pada lahan hutan yang baru dibuka, lahan bekas tebang tebu,
lahan bekas tanaman padi atau lahan bekas tanaman lainnya. Sistem TOT
dalam usahatani budidaya jagung dapat menekan seminimal mungkin biaya
produksi, sehingga memberi peluang memperoleh keuntungan lebih besar.
12 Tahap Cara Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)
1. Persiapan Lahan Budidaya Jagung TOT (Tanpa Olah Tanah)
Penyiapan lahan budidaya jagung tanpa olah tanah (TOT) yang lazim
dilakukan yaitu dengan penyemprotan herbisida dari golongan glifosat.
Pada lahan dengan gulma rumput yang terlalu tinggi, maka perlu dilakukan
pembabatan terlebih dahulu. Namun jika gulma yang tumbuh masih pendek,
bisa langsung disemprot herbisida. Penyemprotan dilakukan 1 minggu
sebelum tanam dengan takaran 2 liter per hektar.
2. Persiapan Benih untuk Budidaya Jagung TOT (Tanpa Olah Tanah)
Untuk menghasilkan jagung berkualitas dengan produksi tinggi, gunakan
benih unggul dengan daya tumbuh minimal 90% dan vigornya cukup tinggi.
Benih unggul dengan kualitas prima diperlukan untuk memacu keseragaman
dan kecepatan pertumbuhan. Benih jagung dengan kualitas fisiologi yang
tinggi lebih toleran terhadap kondisi biofisik yang kurang optimal dan
lebih efektif dalam memanfaatkan pupuk dan unsur hara di dalam tanah.
Kebutuhan benih jagung per hektar pada sistem tanpa olah tanah yaitu 15 –
20 kg.
3. Cara Penanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Satu minggu setelah lahan disemprot menggunakan herbisida, benih
jagung dapat langsusng ditanam. Sistem penanaman benih jagung tanpa olah
tanah (TOT) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melubangi tanah
menggunakan kayu runcing (di tugal/gejig) dan sistem coklak yakni
mencangkul hanya pada lubang tanam sebagai tempat meletakkan benih
jagung. Benih jagung ditanam 2 benih per lubang tanam dengan jarak tanam
80 cm x 30 cm. Kemudian lubang tanam ditutup menggunakan tanah, kompos
atau pupuk kandang untuk mencegah benih dimakan hama, misalnya burung.
4. Kebutuhan Pupuk Jagung per Hektar pada Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)
Kebutuhan pupuk tanaman jagung dalam sistem tanpa olah tanah (TOT)
yaitu 2,4 ton per hektar atau sesuai status hara tanah/tingkat kesuburan
tanah. Jenis-jenis pupuk tanaman jagung sistem tanpa olah tanah adalah
pupuk kandang/kompos, SP-36, Urea dan KCl. Dosis/takaran untuk
masing-masing jenis pupuk yaitu ; pupuk kandang/kompos 1,5 – 2 ton/ha,
Urea 300 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, KCl 25 kg/ha. Jika pH tanah rendah dapat
ditambahkan kapur pertanian/dolomit sesuai kebutuhan.
5. Dosis, Waktu/Jadwal dan Cara Pemupukan Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pemupukan tanaman jagung sistem tanpa olah tanah dilakukan sebanyak 3
kali, aplikasi pertama sebagai pupuk dasar, pupuk susulan pertama dan
pupuk susulan kedua. Berikut ini dosis, waktu dan cara pemupukan tanaman
jagung yang dibudidayakan dengan sistem tanpa olah tanah :
a). Dosis, Jenis Pupuk dan Cara Pemberian Pupuk Dasar Tanaman Jagung Sistem TOT
Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar tanaman jagung sistem TOT
yaitu pupuk kandang atau kompos dan kapur pertanian/dolomit jika
diperlukan. Kebutuhan pupuk kandang sebagai pupuk dasar tanaman jagung
antara 1,5-2 tin per hektar. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan
pupuk kandang pada lubang tanam setelah benih ditanam, dengan dosis 1
genggam per lubang. Pupuk kandang sekaligus berfungsi untuk menutup
benih jagung agar cepat tumbuh dan mencegah benih jagung dimakan hama.
Jika menggunakan kapur pertanian/dolomit, maka pupuk kandang dan dolomit
dicampur rata terlebih dahulu.
b). Dosis, Jenis Pupuk dan Cara Pemberian Pupuk Susulan Pertama Tanaman Jagung Sistem TOT
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan pertama pada
tanaman jagung sistem tanpa olah tanah yaitu ; Urea, SP-36 dan KCl.
Kebutuhan pupuk susulan pertama tanaman jagung sistem TOT masing-masing
100 kg Urea/ha, 75 kg SP-36/ha dan 12,5 kg KCl/ha. Pemupukan dilakukan
dengan cara menaburkan pupuk disekeliling tanaman jagung dengan jarak 10
cm dari pangkal batang. Aplikasi pupuk susulan pertama pada umur 14
hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan setelah penyiangan.
c). Dosis, Jenis Pupuk dan Cara Pemberian Pupuk Susulan Kedua Tanaman Jagung Sistem TOT
Pemupukan susulan kedua tanaman jagung sistem TOT dilakukan pada umur
4-5 minggu setelah tanam. Pupuk diberikan dengan cara ditabur
disekeliling batang tanaman dengan jarak 15 cm dari pangkal batang
setelah sebelumnya dilakukan penyiangan. Jenis pupuk susulan kedua yaitu
Urea dan KCl dengan takaran/dosis masing-masing pupuk Urea 200 kg/ha
dan KCl 12,5 kg/ha.
6. Cara Pemeliharaan Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pemeliharaan tanaman jagung yang dibudidayakan dengan sitem tanpa
olah tanah (TOT) meliputi kegiatan penyiangan, pembubunan/pendangiran
dan pengairan.
a). Penyiangan Tanaman Jagung Sistem TOT
Umumnya penyiangan tanaman jagung dilakukan 2 kali dalam satu musim
atau disesuaikan dengan kondisi gulma di lahan. Penyiangan pertama
dilakukan pada umur 14 hari setelah tanam sebelum pemberian pupuk
susulan pertama. Penyiangan kedua dilakukan saat akan melakukan
pemupukan susulan kedua, yaitu pada umur 4-5 minggu setelah tanam.
b). Pembubunan Tanaman Jagung Sistem TOT
Pembubunan atau pendangiran tanaman jagung sistem TOT adalah
menaikkan tanah untuk menimbun pangkal batang dan area perakaran tanaman
jagung supaya tanaman jagung kokoh dan tidak mudah roboh saat berbuah.
Pembubunan juga berfungsi untuk menutup pupuk agar tidak hanyut tersiram
air hujan atau menguap terkena sinar matahari.
c). Pengairan/penyiraman Tanaman Jagung Sistem TOT
Pengairan atau penyiraman tanaman jagung dilakukan apabila
diperlukan, yaitu jika dalam beberapa hari tidak turun hujan sehingga
tanah menjadi kering dan tanaman layu. Penyiraman dapat dilakukan dengan
sistem leb (menggenangi lahan) atau menggunakan sprinkler.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Hama yang biasanya ditemukan pada tanaman jagung antara lain
belalang, lalat bibit, ulat tanah, ulat grayak, kutu daun, kumbang
bubuk, penggerek tongkol, serta penggerek batang. Pengendalian dapat
dilakukan secara teknis dan secara kimiawi. Sedangkan penyakit tanaman
jagung antara lain hawar daun, busuk pelepah, bulai, busuk tongkol,
busuk batang, karat daun, bercak daun, dan virus mosaik. Pengendalian
sesuai dengan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
8. Pemangkasan Daun Tanaman Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)
Pemangkasan tanaman jagung yaitu kegiatan membuang daun-daun dibawang
tongkol jagung dan memotong batang diatas tongkol jagung. Pemangkasan
dilakukan 2 minggu menjelang panen, kurang lebih 85 hari setelah tanam
jika kelobot/kulit jagung terlihat mulai mengering. Daun-daun tanaman
jagung yang dipangkas dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi atau
kambing. Tujuan dari pemangkasan ini adalah untuk mempercepat proses
pengeringan.
9. Panen dan Pasca Panen Jagung Sistem TOT
Jagung sistem tanpa olah tanah (TOT) dapat dipanen pada umur 100 hari
setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Ciri-ciri jagung
yang sudah bisa dipanen yaitu jika seluruh kulit/kelobot jagung sudah
mengering, biji jagung mengkilap dan jika ditekan tidak meninggalkan
bekas.
Setelah dipanen, kulit jagung dikupas kemudian dipipil. Pemipilan
dapat dilakukan secara manual, namun jika tidak memungkinkan akan lebih
efesien jika menggunakan mesin pemipil. Jagung yang telah dipipil
dijemur hingga kering dengan kadar air 15% atau sesuai dengan permintaan
pasar.
Demikian tentang “Cara Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT) dari Persiapan Lahan hingga Pasca Panen“. Semoga bermanfaat…
Ternakkambing.com-Rumput
odot atau rumput gajah mini adalah jenis rumput yang sangat disukai oleh
ternak kambing. Menurut cerita, rumput odot dibawa masuk ke Indonesia
oleh seorang TKI berasal dari Tulung Agung bernama Pak Odot. Nama latin
rumput odot adalah Pennisetum pupureum cv. Mott. Rumput odot
berasal dari Amerika dan juga rumput odot masih satu famili dengan
rumput gajah. Rumput odot memeiliki kandungan air yang cukup tinggi
yakni sekitar lebih dari 80% dan dengan kandungan protein sebanyak 14%.
Kandungan Nutrisi Rumput Odot
Rumput odot memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut:
Protein kasar sebanyak 14%
Protein kasar pada daun 14,35%
Protein kasar pada batang 8,1%
Kadar lemak kasar pada daun 2,72%
Keunggulan rumput Odot
Rumput odot memiliki keunggulan dibandingkan dengan rumput yang lain.
Keunggulan rumput odot adalah mampu tumbuh dengan lebih cepat
dibandingkan rumput lain yang sejenis, memiliki batang yang pendek dan
mepuk, berdaun lembut dan tidak berbulu, mampu beradaptasi pada lahan
kritis sekalipun, tidak perlu dilakukan perwatan khusus, terdapat 50-80
batang dalam satu rumpun.
Cara Penanaman Rumput Odot
Cara penanaman rumput odot dapat dilakukan dengan cara stek. Penanaman
stek dilakukan dengan memotong batang odot kemudian dibenamkan di dalam
tanah. Batang yang ditanam dipotong sepanjang 15-20cm kemudian
ditanamkan sedalam 5-10 cm. Penanaman rumput odot dapat dilakukan dengan
cara monokultur. Penanaman monokultur bertujuan untuk memacu
pertumbuhan rumput odot dengan baik. Hal ini dilakukan karena rumput
odot memiliki batang yang pendek sehingga akan sangat sulit tumbuh jika
ditanam bersama rumput gajah atau tanaman lain yang memiliki ukuran
lebih tinggi dari rumput odot.
Untuk menanam rumput odot, penanaman dilakukan dengan membuat gundukan
tanah dengan lebar sekitar 60-80 cm dan ketinggian sebesar 20cm. Jarak
tanam antar ruas batang adalah sekitar 50-70 cm. Pada tahap pertumbuhan
rumput odot kita perlu menambahkan pupuk untuk merangsang pertumbuhan
tanaman. Pemupukan dapat diaplikasikan pada umur 15 hari setelah tanam
dengan memakai pupuk kimia majemuk yaitu NPK sebanyak 60 kg per hektar.
Pemupukan juga dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk cair dari urin
sapi atau pupuk cair buatan.
Baca juga:
Pemanenan rumput odot dapat dilakukan mulai usia tanam sekitar 70-80
hari setelah tanam. Rumput yang sudah layak dipanen memiliki ciri berupa
ruas batang berukuran sekitar 15cm. Untuk pemanenan rumput odot
sebaiknya mulai dilakukan jika rumput sudah berusia lebih dari 60 hari.
Itulah ulasan mengenai rumput odot. Semoga tulisan tentang Manfaat Rumput Odot Bagi Kambing
dapat bermanfaat bagi pembaca. Jika ada pertanyaan dan masukan,
silahkan tuliskan pada kolom komentar di bawah tulisan ini. Mohon maaf
jika dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Terima kasih.